TuesdayTalk 05: Sharing Strategi Lanjut S2 & Tips Lolos Beasiswa LPDP

Kegiatan TuesdayTalk edisi ke-5 bersama Lina Luthfiana, S.Akun. ini diharapkan akan membuat para mahasiswa/i UNU Yogyakarta semakin tertarik untuk studi lanjut dan mengetahui bagaimana cara mendapatkan beasiswa.

Reporter: ASE

Di akhir bulan Januari 2023, LP3M UNU Yogyakarta kembali menyelenggarakan agenda rutin TuesdayTalk yang ke-5 (lima). Pada kesempatan ini, LP3M mengundang salah satu alumni dan tenaga kependidikan UNU Yogyakarta yaitu Lina Lutfiana yang beberapa waktu sebelumnya berhasil memperoleh beasiswa LPDP. Adapun tema yang diangkat dalam kegiatan TuesdayTalk edisi ke-5 ini adalah Sharing Strategi Lanjut S2 & Tips Lolos Beasiswa LPDP. Dengan diangkatnya tema ini LP3M berharap bahwa para mahasiswa/i UNU Yogyakarta akan semakin tertarik untuk studi lanjut dan mengetahui bagaimana cara mendapatkan beasiswa.

Kegiatan TuesdayTalk yang ke-5 ini berlangsung secara hybrid. Kendati demikian, bagi peserta yang ingin mengikuti kegiatan ini secara luring dapat datang di ruang perpustakaan UNU Yogyakarta mulai pukul 12.30 WIB. Tepat pada pukul 13.00 kegiatan TuesdayTalk dimulai dan dipandu oleh Ayu Kurnia (mahasiswa Prodi UNU Yogyakarta). Selaku moderator, Ayu mengatakan bahwa sebagai mahasiswa semester akhir keinginan untuk studi lanjut itu pasti ada, namun sering kurang mengetahui apa yang musti dipersiapkan. Oleh karena itu tema ini sangat menarik untuk dibahas bagi siapa saja yang punya keinginan untuk studi lanjut, tegas Ayu.

Ketika diberikan waktu untuk sharing, Lina pertama-tama menyinggung poin yang paling penting dalam studi lanjut. Point itu adalah alasan untuk studi lanjut. Bagi sebagian besar orang, alasan umum untuk studi lanjut diantaranya adalah; menambah gelar, upgrade diri, menjadi dosen, serta alasan lain seperti menghindari status menganggur dan menambah jaringan. Menurut Lina, alasan yang seperti itu sah-sah saja. Tapi yang jelas ketika kita memutuskan untuk studi lanjut, keberhasilan akan lebih dekat apabila disertai dengan komitmen.

Setelah membahas tentang motivasi studi lanjut, Lina mengatakan bahwa kita juga harus mempertimbangkan jurusan dan universitas yang akan dipilih. Bagi siapa saja yang ingin studi lanjut, kedua hal tersebut sangat berkaitan dengan bidang keilmuan yang ingin dikuasai serta berpengaruh pada jalur karier yang akan diambil. Setelah memiliki alasan yang kuat tentang jurusan dan universitas yang dipilih, Lina menambahkah, langkah selanjutnya adalah mencari tahu syarat dan proses seleksi masuk.

Dalam kaitannya dengan hal tersebut, Lina menyampaikan bahwa dalam studi lanjut kita dapat melalui dua skema. Skema yang pertama kita langsung apply ke universitas yang dituju  atau mendapat LoA (Letter of Acceptance) baru kemudian mencari beasiswa. Dan skema yang kedua kita mencari beasiswa dulu sambil mengapply ke universitas yang akan dituju. Dalam pengalaman Lina, skema yang kedua dapat menjadi pilihan karena setelah mendapatkan beasiswa (LPDP) kita diberi waktu 18 bulan untuk mencari universitas. Selain itu seleksi mendapatkan beasiswa dapat dikatakan lebih kompetitif daripada seleksi masuk universitas. Oleh karena itu ketika beasiswa sudah ditangan kesempatan untuk studi lanjut akan lebih besar daripada belum memiliki beasiswa meskipun sudah diterima di universitas.

Setelah itu, Lina berbagi tentang pengalamannya dalam mendapatkan beasiswa LPDP. Lina mengatakan untuk mendapatkan beasiswa LPDP kita harus proaktif dalam mencari informasi. Misalnya adalah dengan selalu mengunjungi laman LPDP dan memahami setiap pilihan beasiswa yang ditawarkan. Dari situ kita akan mengetahui apa saja dokumen administrasi yang harus dipersiapkan. Salah satu dokumen paling penting untuk dipersiapkan adalah sertifikat bahasa Inggris. Dalam pengalaman Lina, kemampuan bahasa asing akan meningkat seiring dengan simulasi atau latihan soal bahasa Inggris yang telah kita lakukan. Di samping itu essay beasiswa juga menjadi dokumen yang tidak kalah penting karena berisi pernyataan tentang mengapa kita layak mendapatkan beasiswa. Lina mengakui bahwa ia membutuhkan waktu satu bulan lebih untuk membuat essay beasiswa. Yang lama bukan waktu menulisnya tapi mencari tahu apa yang mau ditulis, tegas Lina.

Lina juga membagikan pengalamannya dalam seleksi substansi beasiswa LPDP. Seleksi ini dilakukan dengan wawancara selama kurang lebih satu jam. Ia mengaku, selama wawancara, ia ditanyai tentang apa yang telah dan sedang dilakukan serta apa rencana dan kontribusi yang akan diberikan setelah lulus studi lanjut. Lina menutup pemaparannya dengan mengatakan bahwa ia siap menyediakan waktu apabila ada teman-teman UNU Yogyakarta yang ingin berkonsultasi tentang beasiswa LPDP.

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *