Tuesday Talk 03: Budidaya Jamur Merang Zero Waste – Penguatan Kemandirian Ekonomi Pesantren Berbasis Spiritual Entrepreneurship

LP3M Mengundang salah satu dosen program studi Manajemen, Aris Kusumo Diantoro untuk berbagai pengalamannya dalam mejalankan program penguatan kemandirian ekonomi pesantren berbasis spiritual entrepreneurship.

Pada Selasa, 15 November 2022 kegiatan Tuesday Talk kembali hadir ditengah kesibukan kampus UNU Yogyakarta. LP3M Mengundang salah satu dosen program studi Manajemen, Aris Kusumo Diantoro untuk berbagai pengalamannya dalam mejalankan program penguatan kemandirian ekonomi pesantren berbasis spiritual entrepreneurship. Budidaya jamur adalah fokus program penguatan ekonomi yang Aris kelola. Yang menarik, program ini dirancang dengan konsep zero waste atau tidak menyisakan limbah sama sekali. Kegiatan yang diselenggarakan pada siang hari di ruangan A. 01 kampus Lowanu UNU Yogyakarta ini diikuti oleh para mahasiswa dari prodi manajemen dan agribisnis. Selain itu beberapa dosen dari Fakutas Ekonomi UNU Yogyakarta juga turut menyertai.

Dalam acara ini, Aris mengatakan bahwa membudidayakan jamur memiliki kaitan dengan latar belakang keluarganya. Ayah Aris merupakan seorang yang telah puluhan tahun menggeluti budidaya jamur. Namun jenis janur yang dibudidayakan oleh keluarganya itu sering anjlog harganya ketika masa panen tiba. Oleh karena itu ia berpikir untuk membudidayakan jenis jamur lain yang harganya lebih stabil dan mampu bertahan lama. Lantas Aris mulai melirik jamur merang. Namun untuk teknik dan metode budidaya, Aris mengatakan, tidak jauh berbeda.

Dalam kaitannya dengan ekonomi pesantren, Aris mengemukakan bahwa selama ini pesantren sebenarnya memiliki potensi untuk mandiri secara ekonomi. Namun sayangnya pesantren kurang memperoleh dukungan. Melihat hal ini, Aris mencoba kemudian menawarkan program budidaya jamur merang ke pondok pesantren Anwar Futuhiyyah. Dan tawaran itu disambut dengan gembira, karena program ini akan sepenuhnya dikelola oleh santri sebagai media pembelajaran.

Ketika selesai berbagi pengalamannya dalam mencari pendanaan program yang penuh dengan tantangan, Aris memberikan kesempatan kepada santri Anwar Futuhiyyah yang juga menjadi mahasiswa UNU Yogyakarta untuk menceritakan pengalamannya mengelola budidaya jamur merang. Mereka mengaku bahwa selama mengelola pembudidayaan jamur merang banyak hal yang didapatkan. Misalnya tentang proses mempersiapkan media tanam, pengaturan suhu ruangan serta strategi penjualannya.

Aris menekankan bahwa hal yang demikian merupakan upaya untuk meningkatkan skill para santri/mahasiswa agar menjadi lebih inovatif, efektif dan efisien. Dengan dihadapkan pada problem riil di lapangan, harapannya mereka dapat mengembangkan kemampuan pemecahan masalah. Namun mereka juga dibekali dengan nilai-nilai spiritual agar apa yang mereka lakukan dapat menjadi berkah, pungkas Aris.

Reporter: ASE

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest